Memahami
kebutuhan client merupakan hal utama dalam setiap bisnis. Namun, perlu
dipertimbangkan bahwa semakin besar kebutuhan system yang diajukan maka semakin
banyak yang harus dikerjakan, penting bagi kita untuk mengunci requirement
analysis sejak awal guna menghindari adanya overcost
baik dari segi biaya ataupun effort
(usaha).Namun tidak berarti semua list kebutuhan tidak dapat berubah, pada
metode pengembangan iterative sangat memungkinkan untuk melakukan perubahan
list kebutuhan tergantung persetujuan kedua belah pihak. Dalam beberapa kasus
bisa saja pihak pengembang mengenakan biaya tambahan.
Secara garis besar analisis kebutuhan dibagi menjadi 2 yakni:
1.
Functional
Requirement
Meliputi fitur yang harus dimiliki oleh system terkait kebutuhan bisnis
aplikasi. Contoh:
o
Aplikasi harus mampu menampilkan laporan besar neraca keuangan
setiap bulan.
2.
Non Functional
Requirement
Meliputi kebutuhan yang tidak berkaitan dengan kebutuhan bisnis aplikasi namun
menjadi penunjang dalam perjalanan project. Contoh:
o Aplikasi harus mampu menampilkan data dalam waktu maximal 2 detik (Ferforma).
o Aplikasi ini harus mendapatkan izin dari pihak license (legal).
o Aplikasi ini harus dilengkapi oleh dokumentasi yang lengkap (support).
o Aplikasi ini harus mampu menangkal serangan SQL injection (security) dll.
o Aplikasi harus mampu menampilkan data dalam waktu maximal 2 detik (Ferforma).
o Aplikasi ini harus mendapatkan izin dari pihak license (legal).
o Aplikasi ini harus dilengkapi oleh dokumentasi yang lengkap (support).
o Aplikasi ini harus mampu menangkal serangan SQL injection (security) dll.
Ada banyak pendekatan kebutuhan analisis salah satunya adalah melalui faktor penilaian kualitas FURPS yaitu Functionality, Usability, Reliability, Performance, Supportability. Dimana atribut atribut untuk setiap faktor seperti tersebut dibawah ini : Functionality, diperkirakan dengan mengevaluasi sejumlah feature dan kemampuan program, fungsi-fungsi umum yang disediakan, dan keamanan terhadap keseluruhan system
Usability, diperkirakan
dengan mempertimbangkan faktor manusia, keseluruhan estetika, konsistensi, dan
dokumentasi
Reliability, dievaluasi
dengan mengukur frekuensi dan penanganan kesalahan, keakuratan hasil output,
jangka waktu antar kesalahan (Mean Time
Between Failure), kemampuan untuk recover dari kesalahan dan kemampuan
prediksi program
Performance, diukur dengan
mengevaluasi kecepatan pemrosesan, waktu respon, konsumsi sumberdaya, keluaran
dan efisiensi
Supportablity, kombinasi
kemampuan untuk memperpanjang program, kemampuan adaptasi dan kemampuan layanan
(ketiga atribut ini merepresentasikan maintainability) sebagai tambahan untuk
kemampuan ujicoba, kesesuaian, kemampuan penyusunan (kemampuan untuk
mengorganisir dan mengatur elemen-elemen penyusunan software), kemudahan dengan
apa sistem dapat diinstalasi dan kemudahan dengan apa masalah-masalah dapat
dilokasikan.
artikelnya menarik, terimakasih untuk ilmu yang diberikan !
BalasHapus